Minggu, 13 November 2011

Life Begins at The End of Comfort Zone Oleh: Yuswohadi Kegagalan, apalagi jika kegagalan itu adalah keterpurukan hingga di titik terbawah, sering kali kita sikapi sebagai malapetaka, sebagai akhir segalanya. Keterpurukan di titik nol kerap menjadikan kita ciut hati, undermotivated, dan berat memulai lagi dari bawah. Akibatnya, keterpurukan menjadikan kita makin terpuruk. Kita kian terjebak dalam pusaran keterpurukan. Tapi, kenapa kita tidak berpikir sebaliknya? Kenapa kita tidak menjadikan posisi terpuruk di titik nol sebagai sebuah energi luar biasa untuk bangkit. Kenapa kita tidak menjadikan keterpurukan di titik nol sebagai sinyal bahwa kita harus membangun sense of crisis, sinyal untuk mengetatkan ikat pinggang. Kenapa keterpurukan di titik nol tidak menjadikan kita ringan melenggang menggapai...

Wanita Tanpa Air Mata Oleh: Yoli Hemdi Tidak pernah cukup waktu merangkai pujian padamu dan kembali goresan pena berbicara Karena memujamu adalah nafas baru bagi hidupku, wahai wanita tanpa air mata! Semula aku mengira, pribadimu cuma tertera dalam kitab2 sastra wanita berhati mulia dengan jiwa selembut sutera Segenap ketulusan di setiap senyuman dan ucap kata Ternyata memang bukan mimpi, sosok itu menjelma sempurna pada dirimu Mengapa kau punya sejuta cinta, ketika orang-orang berlomba saling menyakiti? Kenapa kau bisa mensyukuri apa adanya, saat manusia lain berpacu mengejar gemerlap duniawi? Tinta sejarah tiada kering dari tangisan Namun ratapan tidak merubah penderitaan Karena nasib adalah suratan hasil perjuangan dan jatuh bangun sebagai hiburan selingan Bukannya tanpa air mata mengurangi...

Pages 212 »