Sabtu, 24 Desember 2011

Tokoh Antagonis Dalam Kehidupan Nyata

Hidup tanpa orang-orang yang membenci kita sama saja seperti menonton film Harry Potter tanpa Lord Voldemort, X-Men tanpa Magneto, dan Kung Fu Panda tanpa Tai Lung. Bayangkan saja kalau nggak ada Lord Voldemort sepanjang Harry Potter, lalu dari mana Harry mendapat kemampuan sihir dan berbicara dalam bahasa ular? Tidak akan pernah ada hal menakjubkan sepanjang hidup Harry, sekolah Hogwarts bakal biasa-biasa saja, dan mungkin Neville Longbottom tetap menjadi cowok lemah seumur hidupnya. X-Men tanpa Magneto? Maka sekolah Charles Xavier tidak akan pernah ada! Bagaimana seandainya Tai Lung tidak pernah ada di film Kungfu Panda? Po akan tetap menjadi panda gemuk penjual mie sementara isi dari Dragon Scroll tetap menjadi misteri di Jade Palace. Furthermore, without antagonist characters, these movies...

Minggu, 13 November 2011

Life Begins at The End of Comfort Zone Oleh: Yuswohadi Kegagalan, apalagi jika kegagalan itu adalah keterpurukan hingga di titik terbawah, sering kali kita sikapi sebagai malapetaka, sebagai akhir segalanya. Keterpurukan di titik nol kerap menjadikan kita ciut hati, undermotivated, dan berat memulai lagi dari bawah. Akibatnya, keterpurukan menjadikan kita makin terpuruk. Kita kian terjebak dalam pusaran keterpurukan. Tapi, kenapa kita tidak berpikir sebaliknya? Kenapa kita tidak menjadikan posisi terpuruk di titik nol sebagai sebuah energi luar biasa untuk bangkit. Kenapa kita tidak menjadikan keterpurukan di titik nol sebagai sinyal bahwa kita harus membangun sense of crisis, sinyal untuk mengetatkan ikat pinggang. Kenapa keterpurukan di titik nol tidak menjadikan kita ringan melenggang menggapai...

Wanita Tanpa Air Mata Oleh: Yoli Hemdi Tidak pernah cukup waktu merangkai pujian padamu dan kembali goresan pena berbicara Karena memujamu adalah nafas baru bagi hidupku, wahai wanita tanpa air mata! Semula aku mengira, pribadimu cuma tertera dalam kitab2 sastra wanita berhati mulia dengan jiwa selembut sutera Segenap ketulusan di setiap senyuman dan ucap kata Ternyata memang bukan mimpi, sosok itu menjelma sempurna pada dirimu Mengapa kau punya sejuta cinta, ketika orang-orang berlomba saling menyakiti? Kenapa kau bisa mensyukuri apa adanya, saat manusia lain berpacu mengejar gemerlap duniawi? Tinta sejarah tiada kering dari tangisan Namun ratapan tidak merubah penderitaan Karena nasib adalah suratan hasil perjuangan dan jatuh bangun sebagai hiburan selingan Bukannya tanpa air mata mengurangi...

Sabtu, 29 Oktober 2011

Pergeseran Makna Cantik

Selama ini, dalam pandangan masyarakat luas, kata ”cantik” selalu didentikkan dengan sosok wanita yang berkulit putih, bertubuh langsing, memiliki hidung mancung dan lain sebagainya, yang tolok ukurnya didasarkan pada kondisi fisik perempuan semata. Kecantikan tidaklah cukup hanya diukur dari aspek lahiriah (fisik) seseorang saja. Akan tetapi, kecantikan yang sesungguhnya terletak pada kepribadian seseorang yang terwujud dalam tingkah laku kehidupan sehari-hari. Yaitu kecantikan yang lahir dari dalam diri seseorang (inner beauty). Pemahaman sebagian masyarakat yang menganggap bahwa cantik itu putih sangat dipengaruhi oleh kekuatan media dalam mengkonstruksi kecantikan. Media massa sebagai pembentuk opini publik, secara tidak langsung telah menimbulkan kegelisahan pada sebagaian besar wanita....

Sombat-sambat Ora Sumbut

Mengeluh, rasanya sudah membudaya di kalangan masyarakat kita. Simak saja di berbagai jejaring sosial, kata-kata keluhan, umpatan, hingga cacian mewarnai dinding-dinding para pemilik akun. Entah keluhan yang di tujukan untuk teman kerja, tetangga, sistem pemerintahan, hingga mengeluh untuk dirinya sendiri. Seperti sebuah kebiasaan, mulai dari bangun tidur saja kalimat keluhan sudah terlontar. Ada-ada saja hal dan cara keluhan mereka, misalnya saja jika hendak mengawali hari Senin. Seperti yang saya kutip dari beberapa status teman di facebook yang menuliskan, "Kenapa ya ada hari Senin," atau "Lagi-lagi Senin," dan "I hate monday!" Padahal, semakin mengeluh dan memikirkan suatu ketidaksenangan, justru akan semakin menariknya ke dalam kehidupan kita. Tak ubanya hukum tarik menarik atau dikenal...

Rabu, 19 Oktober 2011

EDS EDS di sini bukanlah Evaluasi Diri Sekolah seperti yang sedang dicanangkan sebagai wujud penilaian terhadap kinerja sekolah terhadap 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya menjadi masukan dan dasar penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dalam upaya peningkatan kinerja sekolah.  EDS di sini merupakan kepanjangan dari Evaluasi Diri Sendiri yang dapat didefinisikan sebagai proses yang mengikutsertakan semua potensi diri untuk membantu seorang individu dalam mengaktualisasikan diri sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh individu yang bersangkutan. Melalui EDS, kemampuan serta pencapaian target diri dapat diketahui, selain itu, aspek-aspek yang memerlukan peningkatan dapat diidentifikasi. EDS juga dapat digunakan untuk melihat rencana jangka pendek,...

Karangsambung, (Episode Prasejarah) ARTI KURIKULUM Part 3 RASIONALISASI DALAM PERSUASI Oleh: Kiftirul ‘Aziz “Soal tes kelas III ini kok terlalu sulit sekali yak????? kata salah seorang Kepala Sekolah dari negeri Atas Angin kepada dewan gurunya. Dewan guru yang ditanya – kebetulan merasa bisa – langsung menjawab, “Nanti dulu, Pak. Dilihat dulu, kalau memang alasan dan dasarnya kuat, bisa kita bicarakan dengan pak pengawas, setahu saya, beliau sarjana. Kata beliau dulu, jika kita belum pernah mengajarkan, kita bisa merubah soal yang bersangkutan, itu diatur di undang-undang lho, Pak!”. “Dilihat bagaimana? Wong dari baunya saja sudah kelihatan kalau ini bukan ukuran anak kelas III, ini ukuran anak kelas VI!!!” kepala sekolahnya ngotot. Sekali lagi, perdebatan imajiner, kisah...

Pages 212 »